Sejarah MBMI
Pertamakali diawali dengan pertemuan Ibu Fatmawati dengan Y.M. Bhante Sukhanto Maha Thera (yang berasal dari Wat Phra Dhammakaya, Thailand )dirumah Bapak Punnarong di Jakarta, menjadi momen sejarah penting dalam masuknya aliran Theravada Mahanikaya di Indonesia .
Setelah itu Y.M. Bhante Sukhanto Maha Thera, Y.M. Bhante Pradit Maha Thera dan Y.M. Bhante Montree Maha Thera datang dan mendirikan meditasi center yang bernama Cetya Bunyanithi, yang terletak di Pulau Dewa V Blok P6 Number 21, Modernland, Tangerang, Banten, Indonesia, yang merupakan rumah pribadi milik Ibu Fatmawati menjadi pusat kegiatan spiritual dan komunitas bagi umat Buddha di Tangerang , Indonesia.
Selanjutnya didirikan Yayasan Bunyanithi. Sejak mulai beroperasi pada tahun 2007, awal berdirinya berbentuk badan hukum Yayasan yang dipimpin oleh Bapak Jonnyadi T.M., (Alm ) telah memberikan fondasi yang kuat dan sekarang telah menjadi Majelis Agama Buddha Mahanikaya Indonesia ( MBMI ) di bawah kepemimpinan. Bapak Agus Jaya sebagai ketua umum , semakin maju dan berkembang pesat keberbagai daerah di Indonesia, Banten , Jakarta, Jambi, Tebing Tinggi Medan , dan Bali.
Majelis Agama Buddha Indonesia (MBMI) menjadi salah satu anggota majelis yang tergabung dalam wadah WALUBI , berkomitmen untuk menyebarkan ajaran Buddha dan mewujudkan perdamaian dunia. Saat ini, kepemimpinan MBMI berada di bawah Ketua Umum Agus Jaya dan Ketua Pelaksana Ibu Fatawati, S.E.
MBMI secara rutin menyelenggarakan berbagai kegiatan, seperti kebaktian dan meditasi, pelepasan makhluk hidup, Sangha Dana, serta Dhammadesana yang disampaikan oleh Y.M. Bhikkhu
Sangha , Bekerjasama dengan sekolah2 Buddhis , Sekolah Tinggi agama Buddha dan Universitas dalam kegiatan program Upashika - Upashika Ratana , IMEC dan Pabbajja Samanera Sementara dan setiap tahun dipercaya sebagai penyelenggara Festifal Lampion Waisak di candi agung Borobudur .
Tujuan utama MBMI adalah untuk menciptakan perdamaian dunia dengan melatih kedamaian dalam diri melalui praktik meditasi. Dalam upaya mencapai tujuan ini, MBMI juga menaungi beberapa organisasi lain, termasuk Pemuda Buddha Mahanikaya Indonesia (PBMI), Wanita Buddha Mahanikaya Indonesia (WBMI), dan Pekumpulan Intelektual Mahanikaya Indonesia (PINMI). Sejak tahun 2022, semua organisasi ini berperan aktif dalam mendukung misi MBMI untuk meningkatkan etika, moral, dan kedamaian global.
Salah satu acara yang paling menonjol adalah Pabbajja Samanera, yang diadakan di Candi Borobudur. Acara ini berhasil menarik perhatian dan partisipasi dari 500 peserta yang datang dari seluruh Indonesia, menjadikannya sebagai salah satu momen bersejarah bagi MBMI. Selain itu, retreat meditasi dan Upasika Ratana juga diadakan di Borobudur, memberikan kesempatan bagi peserta untuk mendalami praktik meditasi dalam suasana yang tenang dan spiritual.
MBMI juga menyelenggarakan International Moral and Ethics Contest (IMEC), yang berhasil menarik lebih dari 8.000 peserta. Kontes ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan nilai-nilai moral dan etika di kalangan generasi muda.
Prestasi luar biasa MBMI tercatat dalam sejarah dengan diraihnya dua rekor dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI). Rekor pertama adalah untuk "Pabbajja Samanera Terbanyak" dengan 500 peserta, dan yang kedua adalah untuk "Kontes Etika dan Moral Internasional Peserta Terbanyak."
Melalui donasi yang diperoleh dari kegiatan Festival Lampion Waisak, MBMI berencana untuk membangun pusat meditasi di area Magelang, yang akan dikenal sebagai Majaksinggih. Pusat meditasi ini diharapkan dapat menjadi tempat bagi umat Buddha untuk berlatih meditasi dan mendalami ajaran Buddha dalam suasana yang damai dan mendukung.
Dengan berbagai kegiatan dan prestasi yang telah diraih, MBMI terus berkomitmen untuk menyebarkan kedamaian dan nilai-nilai spiritual, serta memberikan dampak positif bagi masyarakat dan dunia.
Customer Service Info
Untuk informasi lebih lanjut mengenai donasi tiket, silahkan hubungi :
For more information about ticket donation, please contact:
Phone :
Email :